Apache vs Nginx, Mana Pilihan yang Lebih Baik?

apache vs nginxJika membahas tentang web server terbaik dan paling banyak penggunanya, Apache dan Nginx pasti yang pertama muncul di benak Anda. Dua web server ini sangat populer dan sama-sama menawarkan fitur yang canggih. Dalam artikel ini, kita akan membahas Apache vs Nginx dan membandingkan keduanya. 

Untuk kelancaran sebuah website, memilih web server yang tepat tentunya sangat penting. Web server berfungsi untuk menerima request kemudian memberi tanggapan, setelah itu web server akan mengirim halaman website berupa dokumen HTML bagi user yang mengaksesnya. Namun, terkadang Anda mungkin bingung ingin memilih Apache atau Nginx untuk website Anda. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini, ya!

Baca Juga: Mengenal Apa itu Web Server, Fungsi, Jenis-Jenis, dan Cara Kerjanya

Apa Itu Apache?

Apache adalah aplikasi web server yang pertama kali rilis pada tahun 1995 dan hingga saat ini menjadi salah satu web server dengan pengguna paling banyak di dunia. Web server yang satu ini sudah ada selama lebih dari 20 tahun dan terus update secara rutin. Saat ini, Apache Software Foundation menjadi perusahaan yang mengelola Apache. 

Apache memiliki berbagai modul untuk setiap fungsinya yang sangat luas. Web server yang satu ini juga memiliki banyak pengguna dari perusahaan besar seperti Salesforce, Cisco, IBM, LinkedIn, hingga Adobe. Anda dapat menggunakan Apache secara gratis dan open-source. Selain itu, web server satu ini juga mendukung berbagai sistem operasi, termasuk Windows dan Linux. 

Apa Itu Nginx?

Nginx adalah software web server yang pertama kali rilis pada tahun 2004 dan dikembangkan oleh Igor Sysoev, seorang insinyur Rusia. Sysoev sudah mengembangkan Nginx dari tahun 2002, tapi web server ini baru dapat diluncurkan pada tahun 2004. Banyak yang menyukai Nginx karena web server satu ini bisa menghemat sumber daya jika Anda membandingkannya dengan Apache. 

Aplikasi web server satu ini bisa menangani ribuan koneksi sekaligus dan sangat bisa diandalkan. Karena itu, perusahaan raksasa teknologi banyak yang menggunakannya, seperti Google dan Microsoft. Nginx mampu menangani konten statis dan dinamis dengan baik. Selain itu, Nginx terkenal lebih ringan untuk dijalankan. Web server satu ini memiliki arsitektur asinkron dan event-driven. 

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Apache, Definisi, Cara Kerja, Kelebihan

Apache vs Nginx, Pilih yang Mana? 

Sebagai perbandingan agar Anda tak bingung dalam memilih web server yang baik untuk website atau aplikasi Anda, kami akan membahas Apache vs Nginx dalam beberapa aspek berikut. Simak penjelasannya satu per satu, ya!

Ketersediaan Dokumentasi dan Tools

Perbedaan Apache vs Nginx salah satunya adalah ketersediaan dokumentasi dan tutorial. Dalam hal ini, Apache lebih unggul karena web server ini sudah ada sejak lama dan memiliki banyak dokumentasi yang tersedia. Dokumentasi tersebut berasal baik dari pihak resmi Apache maupun dari pihak ketiga atau komunitas. Selain itu, dokumentasi ini juga tersedia dalam banyak bahasa. 

Sementara itu, Nginx awalnya hanya digunakan di Rusia saja. Karena itulah, dokumentasi yang tersedia untuk web server satu ini awalnya hanya tersedia dalam bahasa Rusia. Hal ini tentu menjadi kendala bagi pengguna dari negara lain, terutama yang masih pemula. Namun, karena Nginx semakin populer belakangan ini dokumentasi dan panduannya mulai tersedia dalam banyak bahasa. 

Jika berbicara tentang tools, kedua software ini bisa terintegrasi dengan banyak tools yang mendukungnya. Baik Apache maupun Nginx, keduanya tak perlu Anda khawatirkan lagi dalam aspek ini. 

Kemampuan Caching

Caching biasanya berguna untuk meringankan tugas server, caranya adalah menyimpan file website sementara. Sehingga ketika halaman tersebut diakses loadingnya menjadi lebih cepat.

Apache vs Nginx, keduanya sangat baik dalam melakukan caching. Namun, komponen untuk membuat cache tersebut sangat berbeda. Nginx menggunakan teknologi bernama FastCGI caching, sementara Apache menggunakan mod_cache dan Varnish. 

Walaupun begitu, kebanyakan pengguna Apache lebih sering memakai Varnish karena mod_cache beresiko mengganggu kinerja modul lainnya. Baik Varnish maupun FastCGI sama-sama dapat Anda andalkan dalam menangani caching, tapi FastCGI lebih cepat merespon dan mampu menangani lebih banyak request. 

Cara Menambah Modul

Perbandingan Apache vs Nginx berikutnya adalah banyak modul yang bisa Anda gunakan untuk menambah berbagai fitur, seperti proxy, atau enkripsi demi keamanan website Anda. Dalam Apache, modul yang banyak tersebut sudah tersedia saat Anda melakukan instalasi. Sehingga, Anda tinggal memilih mana yang ingin diaktifkan atau dimatikan sesuai kebutuhan Anda. 

Sementara itu, pada Nginx Anda harus mengcompile source code terlebih dahulu saat menginstalnya di server. Karena itu, penambahan modul di Nginx memiliki lebih banyak tahapan dan tidak sepraktis Apache. 

Baca Juga: Mengenal Apa itu Nginx Fungsi dan Cara Kerjanya Yang Termudah

Cara Mencari Requested File

Cara kerja server, ketika ada request dari pengguna maka server tersebut akan menelusuri semua file untuk menemukan halaman website yang diminta. Metode web server dalam mencari file inilah yang membedakan Apache vs Nginx. 

Apache akan mencari file tersebut melalui document tree dengan mencoba menemukan filesystem resourcenya. Sementara itu, Nginx hanya mengakses filesystem resource jika perlu saja. Secara umum, Nginx menggunakan uniform resource identifier (URI) untuk menemukan file sehingga pencarian bisa lebih cepat dan efektif. 

Metode menguraikan URI ini membuat kinerja Nginx lebih efektif dan cocok Anda manfaatkan untuk server website, email, hingga proxy. 

Pemrosesan Konten Dinamis

Karena memiliki banyak modul bawaan untuk bermacam-macam fungsi, Apache dapat menangani konten dinamis tanpa bantuan software tambahan. Caranya mudah, Anda tinggal memasang dan menonaktifkan modul sesuai kebutuhan saja. Karena tidak perlu menginstal software tambahan, eksekusi konten dinamis bisa jadi lebih cepat. 

Sementara itu, Nginx butuh software tambahan untuk memproses konten dinamis. Web server satu ini tidak memiliki banyak modul seperti Apache, sehingga Anda perlu menginstal dan mengintegrasikan software tambahan tersebut agar bisa memproses konten dinamis menggunakan Nginx. Hal ini tentunya memakan lebih banyak waktu. 

Akses Konfigurasi di Tingkat Direktori

Perbedaan konfigurasi Apache vs Nginx lainnya terletak di tingkat direktori. Jika Anda menggunakan Apache, Anda bisa mengkonfigurasikannya tanpa harus mengubah konfigurasi utama pada file .htaccess. Konfigurasi pada tingkat direktori salah satunya berguna agar CMS lebih mudah untuk menyesuaikan dengan kondisi server dan kebutuhan aplikasi. 

Sementara itu, Nginx tidak memiliki akses konfigurasi tingkat direktori tambahan. Anda harus melakukan perubahan pada konfigurasi utama untuk menambahkan konfigurasi tingkat direktori tersebut. Jika kita melihatnya secara umum, cara ini tentunya agak merepotkan untuk pengguna. 

Namun, ternyata cara Nginx melakukan konfigurasi direktori ini memiliki manfaat karena Nginx jadi lebih aman sebab konfigurasi servernya tidak mudah Anda ganti. Konfigurasi server yang senantiasa berubah-ubah berpeluang menjadi celah keamanan bagi website atau aplikasi Anda.

Baca Juga: Cara Instal dan Setup Nginx Cloud VPS IDCloudHost

Penutup

Apache vs Nginx memang selalu bersaing satu sama lain sebagai web server terbaik untuk website dan aplikasi. Kedua aplikasi ini sama-sama handal dan memiliki fitur menarik. Baik Apache maupun Nginx mampu menangani ribuan traffic, memproses konten statis maupun dinamis, serta bisa Anda gunakan untuk berbagai fungsi. 

Untuk mendapatkan web server terbaik, pilihlah yang sesuai dengan kebutuhan website Anda. Namun, jika bingung menentukan, ternyata Nginx dan Apache bisa Anda gunakan sekaligus, lho. Nginx dapat berfungsi sebagai reverse proxy untuk memproses traffic website yang tinggi dan konten-konten statis. Sementara itu, Apache dapat Anda gunakan untuk memprose konten-konten dinamis yang lebih besar.Â