Pernahkah Anda mengunjungi website yang melayani ribuan pengguna? Contohnya adalah website universitas saat sedang tahun ajaran baru, dimana mahasiswa akan menginput dan memperbarui data mereka secara bersamaan. Hal ini tentunya membuat lonjakan traffic pada website, sehingga Anda membutuhkan Load Balancer agar website tersebut tidak mengalami gangguan dan tetap bisa diakses dengan lancar oleh pengguna.
Bagaimana Load Balancer bisa membantu website yang harus menangani banyak traffic? Dalam artikel ini, Anda akan memahami load balancing dan cara konfigurasinya dengan layanan IDCloudHost. Simak penjelasan selengkapnya, ya.
Baca Juga:Â Memahami 3 Manfaat Penggunaan Cloud VPS (Virtual Private Server)
Apa Itu Load Balancer?Â
Load Balancer adalah tools yang membantu distribusi traffic jaringan ke beberapa VM atau server. Hal ini berguna agar pembagian beban kerja server sama rata, sehingga tidak ada server yang menanggung load kerja terlalu banyak dan menghambat performa jaringan.
Sebuah server yang bekerja terlalu berat biasanya membuat akses website atau aplikasi jadi lebih lambat bagi pengguna. Bahkan, bisa juga membuat website Anda tidak bisa diakses sama sekali. Load Balancer bekerja dengan cara terkoneksi pada VM yang dikonfigurasi secara round-robin.
LB akan memeriksa VM mana saja di Server VPS Anda yang dapat menerima koneksi dan menangani traffic. Setelah itu, Load Balance akan menjangkau VM tersebut, dan VM akan disertakan sebagai target aktif untuk routing. VM yang tidak berjalan atau tidak dapat menerima koneksi akan ditinggalkan dari distribusi load.
Konfigurasi Load Balancer dari Sisi Client
Load Balancer biasanya memiliki satu atau lebih aturan penerusan (forwarding rules) dan sekelompok Virtual Machine atau target:
- Untuk setiap aturan terkait penerusan tersebut, Load Balancer akan menerima koneksi dan mengarahkannya ke salah satu server target.
- Forwarding rules ditunjukkan oleh port “source” untuk koneksi eksternal yang akan diterima, dan port “target”, yaitu port di mana lalu lintas data akan diteruskan ke salah satu target.Â
- Mungkin ada sejumlah VM target yang dikonfigurasi berbeda sesuai kebutuhan, tetapi mereka semua harus berbagi private network yang sama.
- Sebenarnya, aturan penerusan juga menentukan mode penerusan (Protokol), tapi saat ini hanya TCP yang tersedia di platform ini.
Ketika Load Balancer sudah disiapkan, diperlukan setidaknya satu aturan (forwarding rule) dan satu target. Namun, target yang sudah ditetapkan ini dapat ditambahkan atau dihapus oleh pengguna sesuai kebutuhan. Forwarding rule juga dapat diubah kemudian. Private network di mana Load Balancer beroperasi biasanya ditetapkan secara otomatis setelah LB dibuat.
Load Balancer itu sendiri dapat diberi alamat IP publik, sementara server target tidak diharuskan memiliki alamat IP publik. Â
Contoh Konfigurasi
Jika Anda menggunakan layanan Cloud VPS IDCloudHost, Anda bisa menggunakan Load Balancer dengan login ke Console dan mengklik Network > Core Services > Load Balancers.
Setelah itu, tampilan berikut akan muncul. Di sini, Anda bisa mengkonfigurasikan Target Server dan Forwarding Rules yang Anda gunakan. Beri nama pada resource, jika sudah selesai melakukan penyesuaian, klik Create.
Berikut adalah contoh Load Balancer yang sudah terkonfigurasi.
Traffic yang datang dari client C ke Load Balancer port 8080 akan ditangani oleh Serve A di port 80 atau Server B di port 80. Load Balancer juga menggunakan metode session persistence untuk tetap merutekan traffic dari klien C ke target yang dipilih untuk koneksi pertama dari klien tersebut.
Sebagai catatan, ‘Status’ dari server target menunjukkan kondisi server secara umum. Status ini tidak menunjukkan ketersediaan layanan server untuk target port khusus (seperti port 80 dalam contoh ini).
Baca Juga:Â Bare Metal vs Dedicated Server : Pilih yang Mana?
Hal-hal Teknis yang Harus Diperhatikan
Untuk setiap Load Balancer yang dikonfigurasi, platform menciptakan dua proses yang berjalan pada node berbeda yang beroperasi dalam mode aktif dan siaga. Untuk setiap aturan penerusan ada batas koneksi yang ditangani oleh LB, yang saat ini ditetapkan pada 10.000 koneksi.
Saat ini, setiap LB dikonfigurasi dengan opsi session persistence, yang didasarkan pada alamat IP yang masuk. Ini berarti koneksi klien yang datang dengan alamat IP yang sama ditujukan ke server target yang sama. Hal ini dapat mengakibatkan distribusi beban yang tidak merata jika layanan yang ditangani Load Balancer sebagian besar digunakan oleh satu klien atau oleh klien yang datang dari alamat IP yang sama.
Limitasi
Berikut adalah beberapa batasan yang harus Anda perhatikan saat menggunakan Load Balancer.
- LB dan semua server target harus berada dalam private network yang sama.
- Proxy dilakukan melalui protokol TCP (layer 4).
- SSL/TLS offloading dengan LB tidak didukung saat ini, tetapi HTTPS masih dapat dirutekan jika kondisi berikut terpenuhi:
Ketika menggunakan SSL/TLS maka semua server target harus mendukung SSL/TLS dan memiliki sertifikat yang benar yang terinstal. Misalnya untuk menggunakan HTTPS biasa, aturan penerusan (forwarding rule) 443 => 443 harus digunakan.
Baca Juga:Â Panduan Instalasi Collabora Office di Cloud VPS IDCloudHost
Penutup
Demikianlah penjelasan tentang Load Balancer, mulai dari pengertian, konfigurasi, serta limitasi yang harus Anda perhatikan. Dengan menggunakan LB, Anda tak perlu khawatir kinerja server Anda terhambat saat mengalami lonjakan traffic.
LB akan membantu Anda mendistribusikan traffic tersebut ke beberapa VM, sehingga sumber daya yang terpakai menjadi sama rata dan tidak memberatkan salah satu VM atau server saja. Anda bisa menggunakan Load Balancer di Cloud VPS IDCloudHost yang handal, cepat, dan fleksibel dengan sistem pembayaran pay-as-you-go!