Dalam sistem komputer, terdapat suatu layanan khusus yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan data berupa informasi dan berbagai jenis dokumen yang kompleks. Layanan tersebut bernama server, yang memiliki peran penting untuk memberikan layanan mengirim atau menerima data dengan cepat saat seseorang menggunakan perangkat yang terhubung dengan server tersebut.Â
Apabila suatu hari terjadi permasalahan yang menyebabkan suatu web server mati, otomatis pengguna Internet tidak bisa mengakses website tersebut. Hal inilah yang melahirkan istilah cluster server.
Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai apa itu cluster server beserta jenis dan keuntungan menggunakannya.
Apa Itu Cluster Server?
Cluster server lahir sebagai permintaan untuk meningkatkan optimalisasi dan efisiensi pusat data. Cluster server adalah gabungan dari banyak server yang didistribusikan dan dikelola dibawah satu alamat IP yang sama. Umumnya, clustering digunakan untuk server yang berisi file, database, and pesan.
Dalam sistem ini, umumnya masing-masing server memiliki node tersendiri dengan penyimpanan (hard drive), memori (RAM), dan sumber daya (CPU) sendiri. Dalam kasus lain, apabila dalam clustering ada 1 server yang terkonfigurasi dengan 2 node, maka saat salah satu server fisik crash, maka server yang kedua akan segera mengambil alih. Proses ini dikenal sebagai failover clustering yang membantu menghindari waktu henti atau downtime.
Cara Kerja Cluster Server
Cara kerja cluster server adalah saat satu server yang ada dalam cluster mengalami kendala, maka pekerjaan dapat dengan mudah ditransfer ke server lain. Pada saat server lain mengambil alih, cluster akan mengurangi waktu henti dan pemadaman yang menyebabkan pekerjaan tidak terganggu. Karena itu pengguna akan dapat dengan mudah mengakses sumber daya terkait server tersebut tanpa terkendala oleh server lain yang sedang crash atau diperbaiki.
Dengan adanya sistem ini, maka perlindungan data akan meningkat dan konsistensi konfigurasi cluster dari waktu ke waktu akan tetap terjaga. Pengelompokan server juga memastikan availability yang lebih tinggi, load balancing yang tepat, dan kemampuan sistem untuk dapat menangani perubahan cepat pada beban kerja dan tuntutan pengguna.
Umumnya, bisnis sering menggunakan sistem pengelompokkan server ini untuk menghindari downtime dan menjaga aksesibilitas sistem, bahkan ketika hardware gagal. Sistem cluster ini juga ideal untuk perusahaan yang mengalami penurunan kinerja, di mana mereka dapat memisahkan server database untuk mengaktifkan kinerja yang cepat dan tanpa gangguan untuk beban kerja bervolume tinggi.
Cluster server membantu memberikan perlindungan terhadap downtime yang terjadi sebagai akibat dari kegagalan software (perangkat lunak), kegagalan perangkat keras (hardware) dan kejadian eksternal yang terjadi pada situs server fisik. Adapun beberapa kegagalan atau hambatan yang bisa ditangani oleh cluster server adalah:
- Kegagalan Pada Aplikasi/Perangkat Lunak: downtime ini terjadi sebagai akibat dari kesalahan kritis yang melibatkan perangkat lunak atau layanan yang mendasar bagi pengoperasian server atau pusat data. Kegagalan Aplikasi/Layanan dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan umumnya tidak dapat dihindari.
- Kegagalan Pada Perangkat Keras/Sistem: downtime ini terjadi karena kegagalan perangkat keras (fisik) yang menjalankan server. Kegagalan ini dapat terjadi akibat panas berlebih (overheat), pengoptimalan yang buruk, atau komponen mencapai akhir masa pakai produknya. Beberapa komponen yang menjaga server tetap berjalan adalah CPU, memori, baterai, dan hard drive.
- Kegagalan Situs: kegagalan situs biasanya disebabkan oleh peristiwa yang terjadi di luar lingkungan pusat data. Kegagalan ini disebabkan oleh kemunduran alami, gangguan daya, dan banyak lagi.
Jenis-jenis Cluster Server
Ada empat jenis cluster server yang bisa Anda pilih tergantung pada tujuan bisnis dan kebutuhan infrastruktur Anda, yaitu:
High Availability (HA) Server Clusters
Ada 2 tipe dalam cluster server ini, pertama Active-Active, di mana semua node bekerja secara bersamaan untuk menyeimbangkan beban, dan Active-Passive di mana node utama melakukan semua pekerjaan sedangkan node cadangan standby untuk mengambil alih pekerjaan ketika node utama mengalami gangguan.
Cluster ini adalah pilihan yang tepat untuk situs web dengan lalu traffic yang tinggi seperti untuk toko online. Dengan cluster ini, Anda dapat menghemat biaya, meminimalkan downtime, dan menciptakan user experience yang lebih baik.Â
Load Balancing Clusters
Cluster ini berfungsi sebagai traffic management sehingga beban request dari user terbagi ke server-server yang ada dalam cluster tersebut. Misalnya, ada 5 user dan 5 server. Apabila kelima user tersebut mengakses internet, maka beban akses internet dari 5 user tersebut tidak dilimpahkan kepada 1 server saja tetapi dibagi rata ke 5 server.
Load balancing memungkinkan Anda menggunakan banyak link sekaligus dan sangat berguna dalam infrastruktur yang memerlukan komunikasi yang banyak atau berlebihan, karena itu cluster ini sering digunakan oleh perusahaan telekomunikasi dan pusat data. Penggunaan cluster ini dapat mengurangi biaya, pengoptimalan transfer data bandwidth tinggi, dan skalabilitas yang lebih baik.
High-Performance and Clustered Storage
Cluster ini disebut juga supercomputers, yang terdiri dari banyak komputer yang terhubung ke jaringan yang sama di mana beberapa cluster dapat terhubung ke pusat penyimpanan data untuk memproses data dengan cepat.Â
Cluster ini banyak digunakan pada teknologi Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan (AI) yang memproses data dalam jumlah besar secara real time untuk menjalankan proyek seperti streaming langsung, prediksi badai, dan diagnosis pasien. Karenanya, aplikasi klaster ini sering digunakan untuk proyek research dan perusahaan media atau keuangan.
Clustered Storage
Clustered storage terdiri dari setidaknya dua server penyimpanan yang memungkinkan Anda meningkatkan kinerja sistem, input/output ruang node (I/O), dan reabilitasnya. Pemasangan cluster ini bersifat fleksibel (longgar atau erat) tergantung pada kebutuhan bisnis dan permintaan penyimpanan.
Cluster yang digabungkan dengan erat diarahkan pada penyimpanan utama dan memisahkan data menjadi blok-blok kecil di antara node. Sedangkan cluster yang digabungkan secara longgar menawarkan lebih banyak fleksibilitas tetapi tidak menyimpan data di seluruh node. Dalam arsitektur yang digabungkan secara longgar, kinerja dan kapasitas terbatas pada kemampuan node yang menyimpan data. Tidak seperti arsitektur yang digabungkan dengan erat, Anda tidak dapat menskalakan dengan node baru.
Penutup
Nah itu tadi dia adalah penjelasan mengenai cluster server. Secara singkat, cluster server adalah kelompok server yang berada di bawah alamat IP yang sama dan saling membackup apabila terjadi kendala pada salah satu server.Â
Menggunakan cluster server dapat mengurangi resiko shutdown atau downtime saat terjadi kegagalan pada server yang membuat user tidak bisa mengunjungi site. Nah, untuk Anda yang menggunakan cluster server, tentu diperlukan suatu aplikasi yang dapat memanajemen cluster tersebut dengan baik. Tak perlu khawatir, ada Kubernetes IDCloudHost yang sudah terintegrasi dan 100% kompatibel dengan manifest Kubernetes & API. Selain itu, Kubernetes juga sudah terintergrasi dengan berbagai Aplikasi dan Teknologi serta mendukung Skema Multi-Cloud.