Tahukah Anda bahwa sebelum meluncurkan suatu produk, perusahaan akan melakukan pengujian sebagai upaya perbaikan secara berkala produk tersebut. Adapun dalam proses pengujian ini melibatkan tahapan yakni alpha testing dan beta testing. Lantas apakah yang dimaksud dengan pengujian tersebut dan apa yang membedakannya?
Walaupun kelihatan mudah digunakan dari sisi user, perlu proses yang panjang untuk membuat sebuah produk. Sebelum sebuah produk sampai ke tangan pengguna, harus melewati berbagai tahap yang panjang mulai dari ide, perancangan, uji coba, sampai akhirnya layak masuk tahap pemasaran.
Bagaimana proses beta testing dan apa saja jenis-jenisnya? Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Apa Itu Beta Testing?
Testing atau pengujian adalah merujuk adalah suatu proses pemeriksaan yang dilakukan dengan standarisasi tertentu sebelum sebuah produk benar-benar diluncurkan kepada masyarakat. Beta testing adalah suatu serangkain proses pengujian yang dilakukan User Acceptance Testing (UAT) atau End-User Tester yang merupakan pengguna tahap akhir yang menguji kesesuain produk dengan kebutuhan pengguna.
Adapun penggunaannya terhadap software dapat memberikan manfaat dengan adanya feedback atau masukan terhadap software untuk meningkatkan performance dari software tersebut. Dengan demikian, prosedur ini membantu meminimalkan resiko kegagalan produk dan meningkatkan kualitas produk dengan adanya validasi dari konsumen.Â
Adapun alpha testing adalah pengujian yang dilakukan secara terbatas terhadap internal perusahaan atau staf pengembangan dalam suatu bisnis. Dengan demikian, alpha testing adalah proses pengujian yang dilakukan sebelum dilakukannya prosedur ini.Â
Jenis-Jenis Beta Testing
Ada beberapa jenis dalam beta testing yang harus Anda ketahui. Dengan demikian, hal tersebut akan mempermudahan Anda dalam mengidentifikasi pengujian pada sebuah produk. Berikut penjelasan lengkapnya:
Tradisional Beta Testing
Pengujian yang dilakukan dengan pada sejumlah pengguna terpilih saja. Dengan demikian, jumlah penguji dalam jenis ini terbatas yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.Â
Public Beta Testing
Jenis pengujian ini merupakan jenis pengujian yang dilakukan secara umum sehingga tidak ada batasan terhadap pengujinya. Lebih lanjut, jenis pengujian ini biasanya dilakukan dalam skala yang besar dan relatif memerlukan waktu yang lama sebelum produk akhirnya benar-benar dirilis.Â
Technical Beta Testing
Pengujian yang dilakukan terhadap sekelompok penguji yang memiliki keahlian teknologi sehingga dapat memberikan masukan terhadap tim teknisi. Adapun manfaat pengujian ini adalah masukan yang didapat analisis yang lebih detail yang mungkin kurang dipahami oleh masyarakat awam.Â
Focused Beta Testing
Pengujian ini dilakukan dengan memfokuskan pada segmen tertentu saja sehingga didapatkan pengujian yang lebih terfokus. Adapun contohnya seperti pengujian yang dilakukan pada fitur baru sehingga hanya terfokus pada fitur baru tersebut saja.
Post-release beta marketing
Pengujian yang dilakukan dengan melibatkan konsumen dengan harapan dapat menarik perhatian publik. Dengan demikian, data yang dapatkan bisa menjadi evaluasi karna penguji dapat disesuaikan dengan segmen pasar yang ditentukan.Â
Kelebihan Beta Testing
Secara umum, beta testing membantu Anda melakukan evaluasi sehingga Anda dapat meningkatkan kinerja suatu produk. Dengan demikian, adapun manfaat yang bisa Anda dapat dari prosedur ini adalah sebagai berikut:
- Memiliki biaya yang lebih efisien dibandingkan dengan metode pengumpulan data lainnya
- Memungkinkan perusahaan untuk melakukan pengujian pasca suatu produk diluncurkan
- Membantu meningkatkan kualitas produk melalui masukan dari konsumen
- Mengurangi resiko kegagalan yang mungkin terjadi dengan adanya validasi konsumen
- Mampu meningkatkan kepuasan konsumen dengan adanya usaha dalam mendengarkan masukan konsumen
Kekurangan Beta Testing
Setelah mengetahui kelebihan beta testing, sekarang Anda akan mengetahui kekurangannya yakni sebagai berikut:
- Terkadang memungkinkan terjadinya error atau bugs dengan adanya lingkungan pengujian yang kompleks antara satu pengguna dengan yang lainnya.
- Tim pengembangan dan pengujian tidak memiliki kontrol penuh terhadap lingkungan pengujian tes.
- Pengujian membutuhkan waktu yang cukup lama dikarenakan melibatkan pengguna atau klien khususnya feedback dari mereka.
- Pengguna yang melakukan pengujian harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai produk yang diujikan, jika tidak proses pengujian tidak akan mendapatkan hasil yang diinginkan.
Perbedaan Alpha Testing dan Beta Testing
Meskipun sama-sama digunakan untuk melakukan pengujian, alpha testing dan beta testing memiliki perbedaan dalam berbagai hal. Adapun perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:
Keterangan | Alpha Testing | Beta Testing |
Penguji | Biasanya diuji oleh karya internal perusahaan | Diuji oleh klien atau end user |
Lokasi pengujian | Diuji pada situs developer | Biasanya diuji pada lokasi klien atau end-user produk |
Keamanan, keandalan, dan kekokohan | Keandalan dan keamanan pengujian tidak terlalu dilibatkan dalam alpha testing | Keandalan, keamanan, dan kekokohan menjadi hal yang dianggap penting dalam beta testing |
White box and black box | Melibatkan teknik white box dan black box | Biasanya hanya melibatkan black box |
Ruang lab atau pengujian | Membutuhkan lab atau ruang pengujian | Tidak membutuhkan ruang pengujian karna produk telah bisa digunakan langsung oleh publik |
Waktu pengujian | Memungkinkan penggunaan waktu yang relatif lebih lama | Eksekusi dapat dilakukan hanya dalam beberapa pekan |
Implementasi feedback | Kritik atau feedback dapat disampaikan secara langsung kepada tim developer dan diimplementasikan | Feedback yang didapatkan akan dikumpulkan kemudian diimplementasikan pada versi produk selanjutnya |
Subjek kualitas | Diuji dalam upaya memastikan kualitas untuk memasuki tahap beta testing | Diuji dalam upaya memastikan kualitas kepada real time user atau pengguna langsung |
Kenapa Harus Melakukan Beta Testing?
Pengujian beta adalah fase penting dalam proses pengembangan perangkat lunak yang menawarkan manfaat yang signifikan bagi pengembang dan pengguna akhir. Berikut adalah beberapa poin sederhana yang menjelaskan mengapa kita membutuhkan pengujian beta:
Mengidentifikasi dan memperbaiki bug
Beta testing memungkinkan pengembang untuk menemukan dan mengatasi bug atau masalah teknis yang mungkin terlewatkan selama tahap pengujian sebelumnya. Dengan merilis perangkat lunak ke khalayak yang lebih luas, tester dapat menemukan skenario unik, konfigurasi perangkat keras, atau interaksi perangkat lunak yang dapat menyebabkan masalah yang tidak terduga. Hal ini membantu memastikan produk yang lebih stabil dan dapat diandalkan ketika mencapai pasar.
Mengumpulkan umpan balik pengguna yang berharga
Beta testing memberikan kesempatan untuk mengumpulkan umpan balik secara langsung dari user yang mewakili audiens target. Para pengguna ini dapat memberikan insight, saran, dan pendapat tentang berbagai aspek perangkat lunak, termasuk kegunaan, fitur, dan pengalaman secara keseluruhan. Umpan balik ini membantu mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan memandu iterasi atau pembaruan lebih lanjut sebelum rilis resmi.
Menguji di lingkungan dunia nyata
Pengujian beta memungkinkan perangkat lunak untuk diuji di platform yang beragam, memberikan insight berharga tentang kinerja, kompatibilitas, dan skalabilitasnya. Pengaturan perangkat keras, sistem operasi, kondisi jaringan, dan perilaku pengguna yang berbeda dapat memengaruhi cara kerja perangkat lunak. Dengan melakukan pengujian, developer dapat menemukan masalah yang spesifik untuk lingkungan yang berbeda dan memastikan perangkat lunak memenuhi kebutuhan berbagai pengguna.
Meningkatkan kualitas produk dan kepuasan pengguna
Dengan memasukkan umpan balik dan mengatasi masalah yang teridentifikasi selama pengujian, pengembang dapat secara signifikan meningkatkan kualitas produk mereka secara keseluruhan. Pendekatan berulang ini memastikan bahwa perangkat lunak memenuhi harapan pengguna.
Selain itu, juga memberikan pengalaman pengguna yang positif, dan memenuhi tujuan yang dimaksudkan. Hal ini membantu membangun kepercayaan, loyalitas, dan kepuasan pelanggan dengan menunjukkan bahwa umpan balik mereka dihargai dan dimasukkan ke dalam produk akhir.
Mengurangi risiko error dari sisi pelanggan
Beta testing memungkinkan developer untuk memvalidasi asumsi yang dibuat selama proses pengembangan perangkat lunak. Hal ini membantu menilai apakah perangkat lunak memenuhi tujuan yang diinginkan, memecahkan masalah yang ditargetkan, dan sesuai dengan harapan pengguna. Dengan melibatkan pengguna sejak awal, pengujian beta mengurangi risiko membangun produk yang tidak memenuhi permintaan pasar atau kurang fungsionalitas.
Penutup
Pengujian merupakan hal yang harus Anda perhatikan sebelum memasarkan produk Anda secara luas kepada publik. Pengujian akan membantu evaluasi produk Anda dan meningkatkan kualitas produk tersebut. Dengan demikian, proses alpha testing dan beta testing menjadi hal penting yang perlu Anda ketahui.
PT Cloud Hosting Indonesia merupakan perusahaan penyedia cloud server yang membantu operasional website Anda. Salah satu produk yang ditawarkan IDCloudHost adalah Dedicated Server yang memungkinkan Anda memiliki penyewaan secara pribadi yang lebih eksklusif. Dengan demikian, bersama IDCloudHost akan memberikan pengalaman baru Anda dalam membangun website demi kelancaran bisnis Anda.Â
Â