Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan. Cerita rakyat tak jarang menjadi bagian dari budaya tersebut. Cerita-cerita ini sudah berusia sangat tua dan diceritakan turun temurun dari generasi ke generasi sejak dahulu kala. Biasanya, cerita rakyat diperuntukkan untuk anak-anak demi mengajarkan mereka berbagai nilai luhur.
Membaca cerita rakyat merupakan kegiatan yang baik bagi anak-anak. Selain menghibur, mendongeng dapat meningkatkan kreativitas anak. Menyenangkan, bukan? Anda bisa mengajarkan berbagai pesan moral dengan cara yang menhibur. Berikut ini adalah rekomendasi cerita rakyat paling populer di Indonesia.Â
Baca Juga:Â 10 Rekomendasi Film Terbaik Tentang Startup/Bisnis
Rekomendasi Cerita Rakyat IndonesiaÂ
Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang di tengah masyarakat tradisional jaman dahulu. Pada awalnya, cerita rakyat hanya diajarkan secara lisan saja. Namun, seiring perkembangannya cerita rakyat kemudian dituliskan agar semakin banyak anak dan orang tua yang bisa menikmatinya.Â
Cerita Rakyat Malin Kundang
Di Perkampungan Pantai Air Manis, Padang, Sumatera Barat, hiduplah seorang janda bernama Mande Rubayyah. Rubayyah memiliki anak laki-laki bernama Malin Kundang. Sejak kecil, Malin Kundang sudah ditinggal mati oleh sang ayah. Namun, ibunya sangat menyayanginya.Â
Ketika Malin beranjak dewasa, ia berpamitan pada ibunya untuk pergi merantai. Saat itu, ada kapal besar yang merapat di Pantai Air Manis. Rubayyah awalnya berat hati melepas kepergian sang anak, tapi akhirnya ia mengizinkan Malin pergi mengadu nasib ke negeri seberang. Ia membawakan Malin banyak makanan untuk bekal di perjalanan.Â
Mande Rubayyah pun hidup seorang diri di desa. Hari harinya terasa berat dan senantiasa kesepian karena ia merindukan anaknya. Tiap pagi dan sore, Rubayyah pergi ke laut, ia menengadahkan tangan dan berdoa agar Malin Kundang senantiasa selamat di pelayaran dan menjadi orang sukses di perantauan.Â
Setiap ada kapal yang datang, Rubayyah selalu menanyakan kabar tentang anaknya. Namun, semua awak kapal tidak memberikan kabar apapun tentang Malin, ia juga tak pernah menitipkan barang dan pesan untuk ibunya.Â
Setelah berbulan-bulan hidup sendirian, harapan Rubayyah yang selalu mendoakan kepulangan anaknya kini terkabul. Pada suatu hari, ia melihat sebuah kapal besar berlayar menuju pantai. Kapal tersebut sangat megah, hingga orang-orang kampung mengira kapal tersebut adalah milik saudagar atau bangsawan.
Ketika kapal merapat, tampaklah sepasang suami-istri sedang berdiri di anjungan kapal. Mereka mengenakan pakaian bagus yang tampak mahal, wajah mereka terlihat bahagia karena disambut meriah oleh warga desa. Rubayyah ikut menyambut kedatangan kapal tersebut. Betapa terkejutnya ia ketika melihat bahwa lelaki muda yang turun dari kapal itu adalah anaknya, Malin Kundang.Â
Ia segera mendekat ke arah Malin dan memeluknya erat-erat, menumpahkan rasa rindunya pada anak semata wayangnya tersebut. Namun, wanita muda yang merupakan istri Malin justru meludah dan berkata, “Wanita buruk inikah ibumu? Tidak mungkin kan, Malin?”
Mendengar kata-kata istrinya, Malin Kundang mendorong sang ibu hingga jatuh ke tanah. Ia malu mengakui bahwa Mande Rubayyah yang sudah tua renta itu adalah ibunya. Mande Rubayyah tidak percaya pada perlakuan sang anak, ia kemudian pingsan saking terkejutnya.Â
Sepulangnya Malin dari desa tersebut, Mande Rubayyah menangis mengingat perkataan sang anak yang tak mau mengakuinya. Ia kemudian berdoa pada Tuhan agar menunjukkan keadilan-Nya pada Malin Kundang.Â
Baca Juga:Â Cerita Seru Magang Posisi UX Researcher – Nizariansyah Agung
Tak lama kemudian, cuaca di tengah laut yang sebelumnya cerah berubah menjadi gelap karena terjadi badai. Kapal milik Malin Kundang yang sedang berlayar itu terombang-ambing di lautan, disambar oleh petir yang menggelegar. Kapal megah itu hancur berkeping-keping dan terhempas ke pantai hanya dalam waktu sekejap.Â
Di tepi pantai itu, tampak kepingan kapal dan tubuh manusia yang sudah berubah menjadi batu. Itulah tubuh Malin Kundang, anak durhaka yang dikutuk oleh sang ibu.Â
Cerita Rakyat Si Kelingking
Dahulu, hiduplah sepasang suami istri di sebuah desa di Pulau Belitung Walaupun hidup miskin, mereka tetap rukun dan bahagia. Namun, mereka belum mempunyai anak. Mereka tidak putus asa, hampir setiap saat berdo’a kepada Tuhan.
Dahulu kala, di sebuah desa yang berada di Pulau Belitung, hiduplah sepasang suami istri yang miskin. Mereka sangat rukun dan bahagia, tapi belum dikarunai keturunan. Namun, mereka tak pernah putus asa dan selalu berdoa pada Tuhan agar segera mempunyai anak.Â
“Ya Tuhan, berikanlah kami seorang anak walau sebesar kelingking.” Demikianlah doa yang selalu mereka panjatkan setiap hari. Hingga pada suatu ketika, sang istri pun mengandung dan kemudian melahirkan seorang anak. Alangkah terkejutnya mereka ketika melihat bayi yang baru lahir tersebut hanya berukuran sebesar kelingking.Â
Karena bayi tersebut sangat kecil, mereka menamainya Kelingking. Si Kelingking memiliki kebiasaan aneh. Ia mampu menghabiskan banyak makanan walau badannya kecil. Hal ini membuat kedua orangtuanya kesulitan untuk memenuhi kebutuhan Si Kelingking karena mereka hidup dalam kemiskinan.Â
Si Kelingking yang rakus membuat kesabaran orng tuanya habis. Mereka kemudian memutuskan untuk membuang Si Kelingking jauh-jauh. Suatu hari, ayahnya mengajak Kelingking untuk mencari kayu di hutan. Setibanya di hutan, ayahnya menebang pohon besar yang diarahkan untuk menimpa Kelingking.Â
Setelah yakin anaknya sudah meninggal, Sang Ayah segera kembali ke rumahnya dan bercerita pada istrinya. Mereka merasa lega karena bisa menyingkirkan Kelingking, lupa bahwa yang mereka lakukan itu adalah perbuatan tercela.Â
Namun, tak lama kemudian mereka mendengar suara Si Kelingking dari luar rumah.
“Ayah! Di mana aku harus meletakkan kayu-kayu ini?” katanya.
Kedua orang tuanya sangat terkejut melihat Si Kelingking memikul sebuah batang pohon besar di pundaknya. Anak itu sepertinya tak sadar akan perlakuakn orangtuanya, ia langsung masuk ke rumah dan mencari makanan. Singkat cerita, meskipun terus menerus disingkirkan, Si Kelingking tetap kembali ke rumah.Â
Ketika melihat Si Kelingking makan dengan lahap dan tak pernah menyadari niat jahat orang tuanya, sepasang suami istri itu tersadar. Kelingking adalah anak yang harus mereka rawat dengan baik. Sejak saat itu, mereka menerima keadaan Si Kelingking dan menyayanginya apa adanya. Ternyata, keberadaan Si Kelingking justru membawa rezeki bagi keluarganya.Â
Dengan tenaganya yang besar, Kelingking dapat melakukan berbagai pekerjaan berat. Ia kemudian bekerja dengan giat dengan memanfaatkan tenaganya. Kehidupan keluarganya perlahan-lahan mulai membaik berkat Si Kelingking.Â
Baca Juga:Â Cara Membuat Proposal dan Contoh untuk Kegiatan Acara
Cerita Rakyat Nyi Roro Kidul
Banyak versi cerita rakyat tentang Nyi Roro Kidul. salah satunya adalah versi Banten ini. Konon Nyi Roro Kidul adalah putri Raja Prabu Siliwangi dari kerajaan Pakuan Pajajaran. Ibunya adalah permaisuri terkasih dari Prabu Siliwangi. Sayang ibunya meninggal dunia pada saat Nyai Roro Kidul masih kecil. Nyai Roro Kidul asalnya bernama Putri Kandita, wajahnya sangat cantik melebihi kecantikan ibunya. Oleh karena itu, tidak heran Kandita pun menjadi putri kesyangan ayahnya.
Nyi Roro Kidul adalah anak perempuan dari Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pakuan Padjajaran. Ibunya adalah permaisuri Prabu Siliwangi yang meninggal dunia saat Nyi Roro Kidul masih kecil. Nyi Roro Kidul memiliki nama asli Putri Kandita. Ia merupakan putri kesayangan ayahnya, ia juga memiliki wajah yang sangat cantik, melebihi kecantikan sang ibu.Â
Karena Prabu Siliwangi sangat menyayangi Putri Kandita, anak-anak dan selirnya yang lain merasa cemburu. Mereka kemudian bersekongkol untuk Sang Putri dari lingkungan istana. Para selir dan anaknya sengaja membuat Putri Kandita terserang penyakit kulit yang membuat tubuhnya melepuh dan dipenuhi borok.Â
Mereka juga berkata bahwa penyakit tersebut tak bisa sembuh. Hal ini membuat Putri Kandita dikucilkan dan terusir dari istana. Setelah itu, Putri Kandita berkelana ke arah selatan kerajaan. Ia kemudian menemukan aliran sungai di tempat itu, Kandita segera menyusuri aliran sungai itu ke arah hulu. Ia berendam di dalam sungai tersebut dan merasa tubuhnya kembali segar.Â
Dalam pengasingan, Putri Kandita menetap dekat sumber air panas dari sungai tersebut. Setiap harinya, ia rajin bersemedi dan melatih olah kanuragan. Lama kelamaan, penyakit kulitnya berangsur hilang. Kulitnya kembali halus dan kecantikannya kembali seperti sedia kala, ia merasa begitu senang.Â
Setelah sembuh, Putri Kandita melakukan perjalanan hingga ke wilayah laut selatan Pakuan Pajajaran. Ia kemudian memutuskan untuk tinggal di sana. Masyarakat mengenal Putri Kandita sebagai perempuan cantik yang memiliki kesaktian tinggi. Banyak pangeran yang ingin menikahinya, namun ia mengajukan syarat siapapun yang ingin melamarnya harus bisa mengalahkan kesaktiannya terlebih dahulu.Â
Jika orang tersebut kalah, maka mereka harus tunduk menjadi pengiring Putri Kandita. Saking saktinya, Putri Kandita mampu menguasai dan mengendalikan gelombang laut selatan. Karena itulah, ia mendapat gelar Ratu Nyai Roro Kidul yang berarti Ratu Penguasa Pantai Selatan.Â
Baca Juga:Â Cara Membuat Kata Pengantar yang Baik dan Benar
Penutup
Demikianlah rekomendasi cerita rakyat yang melegenda dari berbagai daerah di Indonesia. Setiap cerita rakyat memiliki pesan moral masing-masing yang dapat Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang sedang mencari rekomendasi cerita rakyat untuk diajarkan kepada anak-anak.Â