Virus Corona novel yang sangat menular telah merebak dan resmi menjadi pandemi global kini ternyata mengalami evolusi baru. Sebuah temuan menyatakan bahwa virus ini dapat tetap bertahan dan menular di udara dalam bentuk tetesan air selama berjam- jam. Studi baru juga menguatkan temuan bahwa virus ini juga mampu bertahan di permukaan benda- benda hingga hingga beberapa hari.
Para ilmuwan dari Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular/National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID), yang merupakan bagian dari Institut Kesehatan Nasional/National Institutes of Health Amerika Serikat, telah melakukan uji coba terhadap virus ini. Ilmuwan berusaha meniru virus yang ada di dalam tubuh penderita yang terinfeksi dan meletakkan virus tersebut ke objek di lingkungan kehidupan sehari- hari ,misalnya meja, pakaian, melalui batuk atau pun hanya dengan menyentuh objek tersebut.
Hasil penelitian ilmuwan terhadap virus COVID-19
Dengan menggunakan alat- alat untuk mengeluarkan cairan tubuh dalam bentuk aerosol yang mampu menggandakan tetesan mikroskopis yang dihasilkan dari batuk dan bersin, para ilmuwan kemudian menyelidiki berapa lama virus akan tetap mampu bertahan dan menular pada setiap permukaan yang mengalami kontak fisik langsung.Â
Menurut penelitian yang muncul secara online di New England Journal Of Medicine pada Selasa, 17 Maret 2020, kasus pandemi COVID-19 melonjak amat signifikan di banyak negara dengan tingkat kematian yang mengkuatirkan. Tes yang dilakukan menunjukkan bahwa ketika virus dibawa oleh tetesan air di udara yang dilepaskan ketika seseorang itu batuk atau bersin, virus itu akan terus dapat hidup menginfeksi manusia dalam bentuk aerosol setidaknya selama waktu tiga jam ke depan.
Sedangkan virus yang hinggap pada plastik dan stainless steel hanya akan dapat di deteksi setelah 3 hari. Pada permukaan kertas, virus tersebut tidak dapat lagi hidup setelah melewati waktu 24 jam, dan pada permukaan yang mengandung tembaga akan dibutuhkan waktu selama setidaknya 4 jam untuk virus menjadi tidak aktif lagi.
Dalam percobaan masa paruh hidup virus, tim peneliti mencatat bahwa dibutuhkan sekitar 66 menit bagi setengah partikel virus untuk kehilangan fungsi kerja mereka jika masih berada dalam bentuk tetesan aerosol. Ini berarti bahwa setelah 1 jam 6 menit berikutnya, ¾ partikel virus pada dasarnya tidak akan menjadi aktif meskipun 25% partikel virus ini masih tetap dapat hidup.
Menurut penelitian yang dipimpin oleh Neeltje van Doremalen dari fasilitas Montana NIAID di Rocky Mountain Laboratories, mengatakan jumlah virus yang layak hidup pada akhir jam ketiga akan menurun menjadi 12.5%. Di permukaan stainless steel akan membutuhkan waktu 5 jam 38 menit untuk setengah dari partikel virus berubah menjadi pasif (tidak aktif), dan permukaan plastik membutuhkan waktu yang lebih selama 6 jam 49 menit.
Permukaan tembaga yang terkesan lebih cepat dengan waktu aktif virus hanya dalam 46 menit tentu membawa harapan. Meskipun begitu, para peneliti mengatakan ada variabilitas kemungkinan dalam hasil penemuan tersebut dan menyarankan agar berhati- hati dalam menafsirkan angka- angka hasil penemuan itu.
Baca Juga : Yuk, Kenali Gejala Virus Corona Dari Hari Ke Hari